DIARE
Pengertian Diare
Diare merupakan sebuah kondisi ketika pengidapnya melakukan buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Di samping itu, feses pengidap diare lebih encer dari biasanya. Hal yang perlu diwaspadai, meski diare bisa berlangsung singkat, tapi bisa pula berlangsung selama beberapa hari. Bahkan, dalam beberapa kasus bisa terjadi hingga berminggu-minggu.
Faktor Risiko Diare
Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang diare. Contohnya:
- Jarang mencuci tangan setelah ke toilet.
- Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.
- Jarang membersihkan dapur dan toilet.
- Sumber air yang tidak bersih.
- Makan makanan sisa yang sudah dingin.
- Tidak mencuci tangan dengan sabun.
Penyebab Diare
Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami diare. Umumnya, diare disebabkan oleh hal-hal berikut:
- Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.
- Alergi makanan.
- Efek samping dari obat-obatan tertentu.
- Infeksi bakteri, virus, atau parasit.
- Penyakit usus.
- Pasca operasi batu empedu.
- Radang pada saluran pencernaan, seperti pada penyakit Crohn, olitis ulseratif, atau olitis mikroskopik.
- Irritable bowel syndrome.
- Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.
Gejala Diare
Beberapa gejala yang diakibatkan diare, antara lain:
- Feses lembek dan cair.
- Nyeri dan kram perut.
- Mual dan muntah.
- Nyeri kepala.
- Kehilangan nafsu makan.
- Haus terus-menerus.
- Darah pada feses.
Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai diare. Pada anak-anak, diare dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa mengeluarkan air mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung mengantuk, tidak responsif, mata cekung, serta kulit perut yang dicubit tidak kembali dengan cepat. Sedangkan tanda dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan dan tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan, pusing, mulut kering, serta nyeri kepala.
Diagnosis Diare
Dokter akan mendiagnosis diare dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:
- Pemeriksaan sampel feses di laboratorium untuk mengidentifikasi infeksi yang terjadi pada pengidap.
- Pemeriksaan darah untuk mengetahui penyebab diare.
- Pemeriksaan tambahan seperti sigmoidoskopi dan kolonoskopi jika terdapat dugaan penyakit yang lebih serius.
Komplikasi Diare
Beberapa komplikasi yang diakibatkan diare, antara lain:
- Dehidrasi ringat hingga berat.
- Sepsis, infeksi berat yang bisa menyebar ke organ lain.
- Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh anak.
- Ketidakseimbangan elektrolit karena elektrolit ikut terbuang bersama air yang keluar saat diare, yang dapat ditandai dengan lemas, lumpuh, hingga kejang.
- Kulit di sekitar anus mengalami iritasi karena pH tinja yang asam.
Pengobatan Diare
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dokter untuk mengatasi diare. Misalnya:
- Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral (oralit, air putih, kuah sayur, dsb), maupun melalui intravena (infus).
- Pemberian antibiotik jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri.
Selain dua hal tersebut, ada pula pengobatan lainnya. Pengobatan untuk diare ini biasanya akan disesuaikan dengan hal yang menyebabkan terjadinya diare.
Pencegahan Diare
Beberapa upaya untuk mencegah diare, antara lain:
- Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, dengan menggunakan sabun dan air bersih.
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang sempurna, serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.
Komentar
Posting Komentar